PENDEKATAN DALAM
APRESIASI SASTRA
1.1 Latar Belakang
Karya
sastra adalah karya yang kreatif dan imajinatif, bukan semata-mata imitatif.
Kreatif dalam sastra berarti ciptaan, dari tidak ada menjadi ada. Kreatif dalam
sastra juga berarti pembaruan. Jika kesustraan tidak mengandung isi, sering
dianggap sebagai karya yang tidak bernilai. Setiap unsur dalam karya sastra
saling berkaitan dan mempunyai hubungan dengan unsu lain. Sastra tidak sekedar
bahasa yang dituliskan atau diucapkan, sastra tidak sekedar bermain bahasa.
Akan tetapi bahasa yang mengandung makna lebih, sastra mempunyai nilai yang
dapat memperkaya rohani dan mutu kehidupan. Meski keselarasan yang ada dalam
karya sastra tidak secara otomatis berhubungan dengan keselarasan yang ada
dalam masyarakat tempat sastra itu lahir.
Karena karya sastra
begitu kental dengan seni, maka dalam memahami atau menganalisisnya diperlukan
metode atau cara yang tepat, agar apa yang ingin disampaikan pengarang dengan
mudah sampai ke pembaca. Salah satunya dengan menggunakan pendekatan-pendekatan
dalam mengapresiasi sastra.
Landasan yang digunakan oleh
seseorang sewaktu mengapresiasi karya sastra dapat bermacam-macam. Keanekaragaman
pendekatan yang digunakan itu dalam hal ini banyak ditentukan oleh tujuan dan
apa yang akan diapresiasi lewat teks sastra yang dibacanya, kelangsungan
apresiasi itu terproses lewat kegiatan bagaimana, dan landasan teori yang
digunakan dalam kegiatan apresiasi. Pemilihan dan penentuan pendekatan tersebut
tentu sangat ditentukan oleh tujuan pengapresiasi itu sendiri.
1.2
Rumusan Masalah
Masalah yang akan
dibahas dalam penulisan makalah ini adalah :
A. Apa pengertian
pendekatan apresiasi sastra ?
B. Apa pengertian pendekatan parafrastis dalam mengapresiasi sastra ?
C. Apa pengertian pendekatan emotif dalam mengapresiasi sastra ?
D. Apa pengertian pendekatan analitis dalam mengapresiasi sastra ?
E. Apa pengertian pendekatan sosiopsikologis dalam mengapresiasi sastra ?
F. Apa pengertian pendekatan didaktis dalam mengapresiasi sastra ?
G. Apa pengertian pendekatan historis dalam mengapresiasi sastra ?
B. Apa pengertian pendekatan parafrastis dalam mengapresiasi sastra ?
C. Apa pengertian pendekatan emotif dalam mengapresiasi sastra ?
D. Apa pengertian pendekatan analitis dalam mengapresiasi sastra ?
E. Apa pengertian pendekatan sosiopsikologis dalam mengapresiasi sastra ?
F. Apa pengertian pendekatan didaktis dalam mengapresiasi sastra ?
G. Apa pengertian pendekatan historis dalam mengapresiasi sastra ?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah :
A. Untuk mengetahui pengertian
pendekatan apresiasi sastra
B. Untuk mengetahui pengertian pendekatan parafrastis dalam mengapresiasi sastra
C. Untuk mengetahui pengertian pendekatan emotif dalam mengapresiasi sastra
D. Untuk mengetahui pengertian pendekatan analitis dalam mengapresiasi sastra
E. Untuk mengetahui pengertian pendekatan sosiopsikologis dalam mengapresiasi sastra
F. Untuk mengetahui pengertian pendekatan didaktis dalam mengapresiasi sastra
G. Untuk mengetahui pengertian pendekatan historis dalam mengapresiasi sastra
B. Untuk mengetahui pengertian pendekatan parafrastis dalam mengapresiasi sastra
C. Untuk mengetahui pengertian pendekatan emotif dalam mengapresiasi sastra
D. Untuk mengetahui pengertian pendekatan analitis dalam mengapresiasi sastra
E. Untuk mengetahui pengertian pendekatan sosiopsikologis dalam mengapresiasi sastra
F. Untuk mengetahui pengertian pendekatan didaktis dalam mengapresiasi sastra
G. Untuk mengetahui pengertian pendekatan historis dalam mengapresiasi sastra
1.4
Manfaat Penulisan
1.
Kegunaan teoritis
secara teoritis, hasil penulisan ini berguna sebagai sumber informasi dalam rangka memperluas khasanah keilmuan yang berhubungan dengan dunia kesastraan.
secara teoritis, hasil penulisan ini berguna sebagai sumber informasi dalam rangka memperluas khasanah keilmuan yang berhubungan dengan dunia kesastraan.
2.
Kegunaan Praktis
Hasil penulisan ini diharapkan berguna secara praktis di lapangan oleh berbagai pihak,adapun kegunaan hasil penelitian ini sebagai berikut :
Hasil penulisan ini diharapkan berguna secara praktis di lapangan oleh berbagai pihak,adapun kegunaan hasil penelitian ini sebagai berikut :
a.
Tambahan pengetahuan bagi penulis tentang pendekatan dalam apresiasi sastra.
b. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Apresiasi Prosa di Universitas Brawijaya.
b. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Apresiasi Prosa di Universitas Brawijaya.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Pendekatan dalam Apresiasi Sastra
A. PENGERTIAN APRESIASI SASTRA
A. PENGERTIAN APRESIASI SASTRA
Istilah
apresiasi berasal dari bahasa Latin appreciation yang berarti ‘mengindahkan’
atau ‘menghargai’. Secara terminology apresiasi sastra dapat diartikan sebagai
penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra, baik berupa prosa
fiksi, drama, maupun puisi (Dola, 2007). Dalam konteks yang lebih luas, istilah
apresiasi menurut Gove mengandung makna (1) pengenalan melalui perasaan atau
kepekaan batin, dan (2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan
yang diungkapkan pengarang. Pada sisi lain, Squire dan Taba berkesimpulan bahwa
sebagai suatu proses, apresiasi melibatkan tiga unsure inti, yakni 1). Aspek
kognitif, 2). Aspek emotif 3). Aspek evaluative. Aspek kognitif berkaitan
dengan keterlibatan intelek pembaca dalam upaya memahami unsure-unsur
kesastraan yang bersifat objektif. Unsure-unsur kesastraan yang bersifat
objektif tersebut selain dapat berhubungan dengan unsure-unsur yang secara
internal terkandung dalam suatu teks sastra atau unsure intrinsic, juga dapat
berkaitan dengan unsure – unsure di luar teks yang secara langsung menunjang
kehadiran teks sastra itu sendiri. Aspek emotif berkaitan dengan keterlibatan
unsur emosi pembaca dalam upaya menghayati unsure-unsur keindahan dalam teks
sastra yang dibaca. Selain itu, unsure emosi juga sangat berperan dalam upaya
memahami unsure-unsur yang bersifat subjektif. Unsure subjektif itu dapat
berupa bahasa paparan yang mengandung ketaksaan makna atau bersifat
konotatif-interpretatif serta dapat pula berupa unsure-unsur signifikan
tertentu, misalnya penampilan tokoh dan setting yang bersifat metaforis. Aspek
evaluative berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap
baik-buruk, indah tidak indah, sesuai-tidak sesuai serta sejumlah ragam
penilaian lain yang tidak harus hadir dalam sebuah karya kritik, tetapi secara
personal cukup dimiliki oleh pembaca. Dengan kata lain, keterlibatan unsure
penilaian dalam hal ini masih bersifat umum sehingga setiap apresiator yang
telah mampu merespon teks sastra yang dibaca sampai pada tahapan pemahaman dan
penghayatan, sekaligus juga mampu melaksanakan penilaian. sejalan dengan
rumusan pengertian di atas, Effendi dalam (Aminudin,2002) mengemukakan bahwa
apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh
sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan kritis, dan kepekaan
perasaan yang baik terhadap karya sastra. Juga disimpulkan bahwa kegiatan
apresiasi dapat tumbuh dengan baik apabila pembaca mampu menumbuhkan rasa akrab
dengan teks sastra yang diapresiasinya, menumbuhkan sikap sungguh-sungguh serta
melaksanakan kegiatan apresiasi itu sebagai bagian dari hidupnya, sebagai suatu
kebutuhan yang mampu memuaskan rohaninya. Belajar apresiasi sastra pada
hakikatnya adalah belajar tentang hidup dan kehidupan. Melalui karya sastra,
manusia akan memperoleh gizi batin, sehingga sisi-sisi gelap dalam hidup dan
kehidupannya bisa tercerahkan lewat kristalisasi nilai yang terkandung dalam
karya sastra. Teks sastra tak ubahnya sebagai layar tempat diproyeksikan
pengalaman psikis manusia. Seiring dengan dinamika peradaban yang terus
bergerak menuju proses globalisasi, sastra menjadi makin penting dan urgen
untuk disosialisasikan dan ‘dibumikan’ melalui institusi pendidikan. Karya
sastra memiliki peranan yang cukup besar dalam membentuk watak dan kepribadian
seseorang. Dengan bekal apresiasi sastra yang memadai, para keluaran pendidikan
diharapkan mampu bersaing pada era global dengan sikap arif dan dewasa.
2.2 Macam-macam Pendekatan dalam
Apresiasi Sastra
Pendekatan sebagai suatu prinsip dasar
atau landasan yang digunakan seseorang sewaktu mengapresiasi karya sastra dapat
bermacam-macam. Keanekaragaman pendekatan yang digunakan itu dalam hal ini
lebih banyak ditentukan oleh (1) tujuan dan apa yang akan diapresiasi lewat
teks sastra yang dibacanya, (2) kelangsungan apresiasi itu terproses lewat
kegiatan bagaimana, dan (3) landasan teori yang digunakan dalam kegiatan
apresiasi. Pemilihan dan penentuan pendekatan tersebut tentu sangat ditentukan
oleh tujuan pengapresiasi itu sendiri.
Uraian tentang pengertian setiap
jenis pendekatan tersebut, prinsip dasar yang melatarbelakangi serta gambaran
tentang penerapannya dalam kegiatan apresiasi sastra dapat diuraikan sebagai
berikut.
A.
Pendekatan
Parafrasis dalam Mengapresiasi Sastra
Pengertian
pendekatan parafrasis adalah strategi pemahaman kandungan makna dalam satuan
cita sastra dengan jalan mengungkapkan kembali gagasan yang disampaikan
pengarang dengan menggunakan kata-kata maupun kalimat yang berbeda dengan
kata-kata dan kalimat yang digunakan pengarangnya. Tujuan akhir dari penggunaan
parafrasis itu adalah untuk menyederhanakan pemakaian kata atau kalimat seorang
pengarang sehingga pembaca lebih mudah memahami kandungan makna yang terdapat
dalam suatu cipta sastra.
Prinsip
dasar dari penerapan pendekatann parafratis pada hakikatnya berangkat dari
pemikiran bahwa (1) gagasan yang sama dapat disampaikan lewat bentuk yang
berbeda, (2) symbol-simbol yang bersifat konotatif dalam suatu cipta sastra
dapat diganti dengan lambing atau bentuk lain yang tidak mengandung makna, (3)
kalimat-kalimat atau baris dalam suatu cipta satra yang mengalami pelepasan
dapat dikembalikan lagi kepada bentuk
dasarnya, (4) pengungkapan kembali suatu gagasan yang sama dengan menggunakan
media atau bentuk yang tidak sama oleh seorang pembaca akan mempertajam
pemahaman gagasan yang diperoleh pembaca itu sendiri.
B. Pendekatan Emotif dalam
Mengapresiasi Sastra
Pendekatan
emotif dalam mengapresiasi sastra adalah suatu pendekatan yang berusaha
menemukan unsur-unsur yang mengajuk emosi atau perasaan pembaca. Ajukan emosi
itu dapat berhubungan dengan keindahan penyajian bentuk maupun ajukan emosi
yang berhubungan dengan isi atau gagasan yang lucu dan menarik.
Prinsip-prinsip
dasar yang melatarbelakangi adanya pendekatan emotif ini adalah pandangan bahwa
cipta sastra merupakan bagian dari karya seni yang hadir di hadapan masyarakat
pembaca untuk dinikmati sehingga mampu
memberikan hiburan dan kesenangan. Dan dengan menerapkan pendekatan emotif
inilah diharapkan pembaca mampu menemukan unsur-unsur keindahan maupun
kelucuan yang terdapat dalam suatu karya
sastra.
C.
Pendekatan
Analitis dalam Mengapresiasi Sastra
Pengertian
pendekatan analitis itu sendiri adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami
gagasan, cara pengarang menampilkan atau mengimajikan ide-idenya, sikap
pengarang dalam menampilkan gagasan-gagasannya, elemen intrinsik dan mekanisme
hubungan dari setiap elemen instrinsik itu sehingga mampu membangun adanya
keselarasan dan kesatuan dalam rangka
membangun totalitas bentuk maupun totalitas maknanya.
Penerapan
pendekatan analitis itu pada dasarnya akan menolong pembaca dalam upaya
mengenal unsur-unsur intrinsik sastra yang secara aktual telah berada dalam
suatu cipta sastra dan bukan dalam rumusan-rumusan atau definisi seperti yang
terdapat dalam kajian teori sastra. Selain
itu, pembaca juga dapat memahami bagaimana fungsi setiap elemen cipta
sastra dalam rangka membangun keseluruhannya.
D.
Pendekatan
Historis dalam Mengapresiasi Sastra
Pendekatan
historis adalah suatu pendekatan yang menekankan pada pemahaman boigrafi pengarang, latar belakang
peristiwa kesejarahan yang melatarbelakangi masa-masa terwujudnya cipta sastra
yang dibaca, serta tentang perkembangan kehidupan penciptaan maupun kehidupan
sastra itu sendiri pada umunya dari zaman ke zaman.
Prinsip
dasar yang melatarbelakangi lahirnya pendekatan ini adalah anggapan bahwa cipta
sastra bagaimanapun juga merupakan bagian dari zamannya. Selain itu, pemahaman
terhadap biografi pengarang juga sangat penting dalam upaya memahami kandungan
makna dalam suatu cipta sastra.
E. Pendekatan Sosiopsikologis dalam
Mengapresiasi Sastra
Pendekatan
sosiopsikologis adalah suatu pendekatan yang beusaha memahami latar belakang
kehidupan sosial-budaya, kehidupan masyarakat, maupun tanggapan kejiwaan atau
sikap pengarang terhadap lingkungan kehidupannya ataupun zamannya pada saat
cipta sastra itu diwujudkan.
Dalam
pelaksanaannya, pendekatan ini memang sering tumpang tindih dengan pendekatan
historis. Akan tetapi, selama masalah yang akan dibahas untuk setiap pendekatan
itu dibatasi dengan jelas,makan ketumpangtindihan itu pasti dapat dihindari.
F.
Pendekatan
Didaktis dalam Mengapresiasi Sastra
Pendekatan
didaktis adalah sautu pendekatan yang berusaha menemukan dan memahami gagasan,
tanggapan evaluatif maupun sikap pengarang tehadap kehidupan. Gagasan,
tanggapan maupun sikap itu dalam hal ini akan mampu terwujud dalam suatu
pandangan etis, filosofis, maupun agamis sehingga akan mengandung nilai-nilai
yang mampu memperkaya kehidupan rohaniah pembaca.
Pendekatan
didaktis ini pada dasarnya juga merupakan suatu pendekatan yang telah beranjak
jauh dari pesan tersurat yang terdapat dalam suatu cipta sastra. Sebab itulah
penerapan pendekatan didaktis dalam apresiasi sastra akan menuntut daya
kemampuan intelektual, kepekaan rasa, maupun sikap yang mapan dari pembacanya.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dalam
memahami atau menganalisis sebuah karya sastra diperlukan metode atau cara yang
tepat, agar apa yang ingin disampaikan pengarang dengan mudah sampai ke
pembaca. Salah satunya dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dalam mengapresiasi
sastra seperti 1). Pendekatan
parafrastis dalam apresiasi sastra 2). Pendekatan emotif dalam apresiasi sastra
3). Pendekatan analitis dalam apresiasi sastra 4). Pendekatan historis dalam
apresiasi sastra 5). Pendekatan sosiopsikologis dalam apresiasi sastra dan 6).
Pendekatan didaktis dalam apresiasi sastra.
Belajar
apresiasi sastra pada hakikatnya adalah belajar tentang hidup dan kehidupan. Melalui karya
sastra, manusia akan memperoleh gizi batin, sehingga sisi-sisi gelap dalam
hidup dan kehidupannya bisa tercerahkan lewat kristalisasi nilai yang
terkandung dalam karya sastra. Teks sastra tak ubahnya sebagai layar tempat
diproyeksikan pengalaman psikis manusia. Seiring dengan dinamika peradaban yang
terus bergerak menuju proses globalisasi, sastra menjadi makin penting dan
urgen untuk disosialisasikan dan ‘dibumikan’ melalui institusi pendidikan.
3.2
Saran
Karya
sastra adalah hasil karya yang mempunyai nilai yang sangat tinggi. Dalam menganalisisnya
memerlukan cara yang unik atau bisa dikatakan rumit. Untuk menganalisisnya bisa
menggunakan pendekatan-pendekatan dalam apresiasi sastra seperti 1).
Pendekatan parafrastis dalam apresiasi sastra 2). Pendekatan emotif dalam
apresiasi sastra 3). Pendekatan analitis dalam apresiasi sastra 4). Pendekatan
historis dalam apresiasi sastra 5). Pendekatan sosiopsikologis dalam apresiasi
sastra dan 6). Pendekatan didaktis dalam apresiasi sastra. Oleh karena itu,
tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk bisa digunakan oleh pembaca. Baik
untuk mengerjakan tugas atau sekedar untuk menikmati karya sastra. Makalah ini
memudahkan pembaca dalam menganalisis karya sastra.
DAFTAR RUJUKAN
Aminudin. 2010. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung
: Sinar Baru Algensindo
http://www.scribd.com/doc/24031458/Diktat-Teori-Dan-Apresiasi-Sastra
http://www.scribd.com/doc/24031458/Diktat-Teori-Dan-Apresiasi-Sastra
Terimakasih Ilmunya, nice :)
BalasHapus