Jumat, 23 Maret 2012

PENDEKATAN DALAM APRESIASI SASTRA
        
1.1  Latar Belakang

       Karya sastra adalah karya yang kreatif dan imajinatif, bukan semata-mata imitatif. Kreatif dalam sastra berarti ciptaan, dari tidak ada menjadi ada. Kreatif dalam sastra juga berarti pembaruan. Jika kesustraan tidak mengandung isi, sering dianggap sebagai karya yang tidak bernilai. Setiap unsur dalam karya sastra saling berkaitan dan mempunyai hubungan dengan unsu lain. Sastra tidak sekedar bahasa yang dituliskan atau diucapkan, sastra tidak sekedar bermain bahasa. Akan tetapi bahasa yang mengandung makna lebih, sastra mempunyai nilai yang dapat memperkaya rohani dan mutu kehidupan. Meski keselarasan yang ada dalam karya sastra tidak secara otomatis berhubungan dengan keselarasan yang ada dalam masyarakat tempat sastra itu lahir.

Karena karya sastra begitu kental dengan seni, maka dalam memahami atau menganalisisnya diperlukan metode atau cara yang tepat, agar apa yang ingin disampaikan pengarang dengan mudah sampai ke pembaca. Salah satunya dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dalam mengapresiasi sastra.

Landasan yang digunakan oleh seseorang sewaktu mengapresiasi karya sastra dapat bermacam-macam. Keanekaragaman pendekatan yang digunakan itu dalam hal ini banyak ditentukan oleh tujuan dan apa yang akan diapresiasi lewat teks sastra yang dibacanya, kelangsungan apresiasi itu terproses lewat kegiatan bagaimana, dan landasan teori yang digunakan dalam kegiatan apresiasi. Pemilihan dan penentuan pendekatan tersebut tentu sangat ditentukan oleh tujuan pengapresiasi itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini adalah :
A. Apa pengertian pendekatan apresiasi sastra ?
B. Apa pengertian pendekatan parafrastis dalam mengapresiasi sastra ?
C. Apa pengertian pendekatan emotif dalam mengapresiasi sastra ?
D. Apa pengertian pendekatan analitis dalam mengapresiasi sastra ?
E. Apa pengertian pendekatan sosiopsikologis dalam mengapresiasi sastra ?
F. Apa pengertian pendekatan didaktis dalam mengapresiasi sastra ?
G. Apa pengertian pendekatan historis dalam mengapresiasi sastra ?

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
A. Untuk mengetahui pengertian pendekatan apresiasi sastra
B. Untuk mengetahui pengertian pendekatan parafrastis dalam mengapresiasi sastra
C. Untuk mengetahui pengertian pendekatan emotif dalam mengapresiasi sastra
D. Untuk mengetahui pengertian pendekatan analitis dalam mengapresiasi sastra
E. Untuk mengetahui pengertian pendekatan sosiopsikologis dalam mengapresiasi sastra
F. Untuk mengetahui pengertian pendekatan didaktis dalam mengapresiasi sastra
G. Untuk mengetahui pengertian pendekatan historis dalam mengapresiasi sastra

1.4 Manfaat Penulisan
1. Kegunaan teoritis
    secara teoritis, hasil penulisan ini berguna sebagai sumber informasi dalam rangka memperluas khasanah keilmuan yang berhubungan dengan dunia kesastraan.
2. Kegunaan Praktis
    
Hasil penulisan ini diharapkan berguna secara praktis di lapangan oleh berbagai pihak,adapun kegunaan hasil penelitian ini sebagai berikut :                                                                    
            a. Tambahan pengetahuan bagi penulis tentang pendekatan dalam apresiasi sastra.             
            b. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Apresiasi Prosa di Universitas Brawijaya.






BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan dalam Apresiasi Sastra
A. PENGERTIAN APRESIASI SASTRA
      Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin appreciation yang berarti ‘mengindahkan’ atau ‘menghargai’. Secara terminology apresiasi sastra dapat diartikan sebagai penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra, baik berupa prosa fiksi, drama, maupun puisi (Dola, 2007). Dalam konteks yang lebih luas, istilah apresiasi menurut Gove mengandung makna (1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan (2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Pada sisi lain, Squire dan Taba berkesimpulan bahwa sebagai suatu proses, apresiasi melibatkan tiga unsure inti, yakni 1). Aspek kognitif, 2). Aspek emotif 3). Aspek evaluative. Aspek kognitif berkaitan dengan keterlibatan intelek pembaca dalam upaya memahami unsure-unsur kesastraan yang bersifat objektif. Unsure-unsur kesastraan yang bersifat objektif tersebut selain dapat berhubungan dengan unsure-unsur yang secara internal terkandung dalam suatu teks sastra atau unsure intrinsic, juga dapat berkaitan dengan unsure – unsure di luar teks yang secara langsung menunjang kehadiran teks sastra itu sendiri. Aspek emotif berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembaca dalam upaya menghayati unsure-unsur keindahan dalam teks sastra yang dibaca. Selain itu, unsure emosi juga sangat berperan dalam upaya memahami unsure-unsur yang bersifat subjektif. Unsure subjektif itu dapat berupa bahasa paparan yang mengandung ketaksaan makna atau bersifat konotatif-interpretatif serta dapat pula berupa unsure-unsur signifikan tertentu, misalnya penampilan tokoh dan setting yang bersifat metaforis. Aspek evaluative berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap baik-buruk, indah tidak indah, sesuai-tidak sesuai serta sejumlah ragam penilaian lain yang tidak harus hadir dalam sebuah karya kritik, tetapi secara personal cukup dimiliki oleh pembaca. Dengan kata lain, keterlibatan unsure penilaian dalam hal ini masih bersifat umum sehingga setiap apresiator yang telah mampu merespon teks sastra yang dibaca sampai pada tahapan pemahaman dan penghayatan, sekaligus juga mampu melaksanakan penilaian. sejalan dengan rumusan pengertian di atas, Effendi dalam (Aminudin,2002) mengemukakan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra. Juga disimpulkan bahwa kegiatan apresiasi dapat tumbuh dengan baik apabila pembaca mampu menumbuhkan rasa akrab dengan teks sastra yang diapresiasinya, menumbuhkan sikap sungguh-sungguh serta melaksanakan kegiatan apresiasi itu sebagai bagian dari hidupnya, sebagai suatu kebutuhan yang mampu memuaskan rohaninya. Belajar apresiasi sastra pada hakikatnya adalah belajar tentang hidup dan kehidupan. Melalui karya sastra, manusia akan memperoleh gizi batin, sehingga sisi-sisi gelap dalam hidup dan kehidupannya bisa tercerahkan lewat kristalisasi nilai yang terkandung dalam karya sastra. Teks sastra tak ubahnya sebagai layar tempat diproyeksikan pengalaman psikis manusia. Seiring dengan dinamika peradaban yang terus bergerak menuju proses globalisasi, sastra menjadi makin penting dan urgen untuk disosialisasikan dan ‘dibumikan’ melalui institusi pendidikan. Karya sastra memiliki peranan yang cukup besar dalam membentuk watak dan kepribadian seseorang. Dengan bekal apresiasi sastra yang memadai, para keluaran pendidikan diharapkan mampu bersaing pada era global dengan sikap arif dan dewasa.

2.2 Macam-macam Pendekatan dalam Apresiasi Sastra
            Pendekatan sebagai suatu prinsip dasar atau landasan yang digunakan seseorang sewaktu mengapresiasi karya sastra dapat bermacam-macam. Keanekaragaman pendekatan yang digunakan itu dalam hal ini lebih banyak ditentukan oleh (1) tujuan dan apa yang akan diapresiasi lewat teks sastra yang dibacanya, (2) kelangsungan apresiasi itu terproses lewat kegiatan bagaimana, dan (3) landasan teori yang digunakan dalam kegiatan apresiasi. Pemilihan dan penentuan pendekatan tersebut tentu sangat ditentukan oleh tujuan pengapresiasi itu sendiri.
            Uraian tentang pengertian setiap jenis pendekatan tersebut, prinsip dasar yang melatarbelakangi serta gambaran tentang penerapannya dalam kegiatan apresiasi sastra dapat diuraikan sebagai berikut.
A.    Pendekatan Parafrasis dalam Mengapresiasi Sastra
Pengertian pendekatan parafrasis adalah strategi pemahaman kandungan makna dalam satuan cita sastra dengan jalan mengungkapkan kembali gagasan yang disampaikan pengarang dengan menggunakan kata-kata maupun kalimat yang berbeda dengan kata-kata dan kalimat yang digunakan pengarangnya. Tujuan akhir dari penggunaan parafrasis itu adalah untuk menyederhanakan pemakaian kata atau kalimat seorang pengarang sehingga pembaca lebih mudah memahami kandungan makna yang terdapat dalam suatu cipta sastra.
Prinsip dasar dari penerapan pendekatann parafratis pada hakikatnya berangkat dari pemikiran bahwa (1) gagasan yang sama dapat disampaikan lewat bentuk yang berbeda, (2) symbol-simbol yang bersifat konotatif dalam suatu cipta sastra dapat diganti dengan lambing atau bentuk lain yang tidak mengandung makna, (3) kalimat-kalimat atau baris dalam suatu cipta satra yang mengalami pelepasan dapat dikembalikan lagi kepada bentuk dasarnya, (4) pengungkapan kembali suatu gagasan yang sama dengan menggunakan media atau bentuk yang tidak sama oleh seorang pembaca akan mempertajam pemahaman gagasan yang diperoleh pembaca itu sendiri.

B. Pendekatan Emotif dalam Mengapresiasi Sastra
Pendekatan emotif dalam mengapresiasi sastra adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan unsur-unsur yang mengajuk emosi atau perasaan pembaca. Ajukan emosi itu dapat berhubungan dengan keindahan penyajian bentuk maupun ajukan emosi yang berhubungan dengan isi atau gagasan yang lucu dan menarik.
Prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi adanya pendekatan emotif ini adalah pandangan bahwa cipta sastra merupakan bagian dari karya seni yang hadir di hadapan masyarakat pembaca  untuk dinikmati sehingga mampu memberikan hiburan dan kesenangan. Dan dengan menerapkan pendekatan emotif inilah diharapkan pembaca mampu menemukan unsur-unsur keindahan maupun kelucuan  yang terdapat dalam suatu karya sastra. 

C.    Pendekatan Analitis dalam Mengapresiasi Sastra
Pengertian pendekatan analitis itu sendiri adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami gagasan, cara pengarang menampilkan atau mengimajikan ide-idenya, sikap pengarang dalam menampilkan gagasan-gagasannya, elemen intrinsik dan mekanisme hubungan dari setiap elemen instrinsik itu sehingga mampu membangun adanya keselarasan dan kesatuan dalam rangka  membangun totalitas bentuk maupun totalitas maknanya.
Penerapan pendekatan analitis itu pada dasarnya akan menolong pembaca dalam upaya mengenal unsur-unsur intrinsik sastra yang secara aktual telah berada dalam suatu cipta sastra dan bukan dalam rumusan-rumusan atau definisi seperti yang terdapat dalam kajian teori sastra. Selain  itu, pembaca juga dapat memahami bagaimana fungsi setiap elemen cipta sastra dalam rangka membangun keseluruhannya.


D.    Pendekatan Historis dalam Mengapresiasi Sastra
Pendekatan historis adalah suatu pendekatan yang menekankan pada  pemahaman boigrafi pengarang, latar belakang peristiwa kesejarahan yang melatarbelakangi masa-masa terwujudnya cipta sastra yang dibaca, serta tentang perkembangan kehidupan penciptaan maupun kehidupan sastra itu sendiri pada umunya dari zaman ke zaman.
Prinsip dasar yang melatarbelakangi lahirnya pendekatan ini adalah anggapan bahwa cipta sastra bagaimanapun juga merupakan bagian dari zamannya. Selain itu, pemahaman terhadap biografi pengarang juga sangat penting dalam upaya memahami kandungan makna dalam suatu cipta sastra.


E.  Pendekatan Sosiopsikologis dalam Mengapresiasi Sastra
Pendekatan sosiopsikologis adalah suatu pendekatan yang beusaha memahami latar belakang kehidupan sosial-budaya, kehidupan masyarakat, maupun tanggapan kejiwaan atau sikap pengarang terhadap lingkungan kehidupannya ataupun zamannya pada saat cipta sastra itu diwujudkan.
Dalam pelaksanaannya, pendekatan ini memang sering tumpang tindih dengan pendekatan historis. Akan tetapi, selama masalah yang akan dibahas untuk setiap pendekatan itu dibatasi dengan jelas,makan ketumpangtindihan itu pasti dapat dihindari.

F.   Pendekatan Didaktis dalam Mengapresiasi Sastra
Pendekatan didaktis adalah sautu pendekatan yang berusaha menemukan dan memahami gagasan, tanggapan evaluatif maupun sikap pengarang tehadap kehidupan. Gagasan, tanggapan maupun sikap itu dalam hal ini akan mampu terwujud dalam suatu pandangan etis, filosofis, maupun agamis sehingga akan mengandung nilai-nilai yang mampu memperkaya kehidupan rohaniah pembaca.
Pendekatan didaktis ini pada dasarnya juga merupakan suatu pendekatan yang telah beranjak jauh dari pesan tersurat yang terdapat dalam suatu cipta sastra. Sebab itulah penerapan pendekatan didaktis dalam apresiasi sastra akan menuntut daya kemampuan intelektual, kepekaan rasa, maupun sikap yang mapan dari pembacanya.



BAB III
   PENUTUP
3.1 Kesimpulan
     Dalam memahami atau menganalisis sebuah karya sastra diperlukan metode atau cara yang tepat, agar apa yang ingin disampaikan pengarang dengan mudah sampai ke pembaca. Salah satunya dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dalam mengapresiasi sastra seperti  1). Pendekatan parafrastis dalam apresiasi sastra 2). Pendekatan emotif dalam apresiasi sastra 3). Pendekatan analitis dalam apresiasi sastra 4). Pendekatan historis dalam apresiasi sastra 5). Pendekatan sosiopsikologis dalam apresiasi sastra dan 6). Pendekatan didaktis dalam apresiasi sastra. Belajar apresiasi sastra pada hakikatnya adalah belajar tentang hidup dan kehidupan. Melalui karya sastra, manusia akan memperoleh gizi batin, sehingga sisi-sisi gelap dalam hidup dan kehidupannya bisa tercerahkan lewat kristalisasi nilai yang terkandung dalam karya sastra. Teks sastra tak ubahnya sebagai layar tempat diproyeksikan pengalaman psikis manusia. Seiring dengan dinamika peradaban yang terus bergerak menuju proses globalisasi, sastra menjadi makin penting dan urgen untuk disosialisasikan dan ‘dibumikan’ melalui institusi pendidikan. 

3.2 Saran
      Karya sastra adalah hasil karya yang mempunyai nilai yang sangat tinggi. Dalam menganalisisnya memerlukan cara yang unik atau bisa dikatakan rumit. Untuk menganalisisnya bisa menggunakan pendekatan-pendekatan dalam apresiasi sastra seperti    1). Pendekatan parafrastis dalam apresiasi sastra 2). Pendekatan emotif dalam apresiasi sastra 3). Pendekatan analitis dalam apresiasi sastra 4). Pendekatan historis dalam apresiasi sastra 5). Pendekatan sosiopsikologis dalam apresiasi sastra dan 6). Pendekatan didaktis dalam apresiasi sastra. Oleh karena itu, tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk bisa digunakan oleh pembaca. Baik untuk mengerjakan tugas atau sekedar untuk menikmati karya sastra. Makalah ini memudahkan pembaca dalam menganalisis karya sastra.




DAFTAR RUJUKAN
Aminudin. 2010. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru Algensindo
http://www.scribd.com/doc/24031458/Diktat-Teori-Dan-Apresiasi-Sastra

1 komentar: