AFIKS
1.Pengertian
Afiks
Imbuhan (afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata. Melainkan mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan objek. Sedangkan prosesnya sendiri di sebut afiksasi (affixation).
Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam proses ini terlibat unsure-unsur (1) dasar atau bentuk dasar (2) afiks, dan (3) makna gramatikal yang dihasilkan. Proses ini dapat bersifat inflektif dan dapat pula bersifat derivatif. Namun, proses ini tidak berlaku untuk semua bahasa. Ada sejumlah bahasa yang tidak mengenal proses afiksasi ini.
Bentuk dasar atau dasar yang menjadi dasar dalam proses afiksasi dapat berupa akar, yakni bentuk terkecil yang tidak dapat disegmentasikan lagi, misalnya meja, beli, makan dll, dalam bahasa Indonesia ; atau go, write, sing dan like dalam bahasa Inggirs. Dapat juga berupa bentuk kompleks, seperti terbelakang pada keterbelakangan, berlaku pada kata memberlakukan. Dapat juga berupa frase, seperti ikut serta pada keikutsertaan.
Afiks adalah sebuah bentuk, biasanya berupa morfem terikat, yang diimbuhkan pada sebuah dasar dalam proses pembentukan kata. Jenis-jenis afiks di bedakan menurut posisinya dan sifat kata yang dibentuknya.
Imbuhan (afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata. Melainkan mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan objek. Sedangkan prosesnya sendiri di sebut afiksasi (affixation).
Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam proses ini terlibat unsure-unsur (1) dasar atau bentuk dasar (2) afiks, dan (3) makna gramatikal yang dihasilkan. Proses ini dapat bersifat inflektif dan dapat pula bersifat derivatif. Namun, proses ini tidak berlaku untuk semua bahasa. Ada sejumlah bahasa yang tidak mengenal proses afiksasi ini.
Bentuk dasar atau dasar yang menjadi dasar dalam proses afiksasi dapat berupa akar, yakni bentuk terkecil yang tidak dapat disegmentasikan lagi, misalnya meja, beli, makan dll, dalam bahasa Indonesia ; atau go, write, sing dan like dalam bahasa Inggirs. Dapat juga berupa bentuk kompleks, seperti terbelakang pada keterbelakangan, berlaku pada kata memberlakukan. Dapat juga berupa frase, seperti ikut serta pada keikutsertaan.
Afiks adalah sebuah bentuk, biasanya berupa morfem terikat, yang diimbuhkan pada sebuah dasar dalam proses pembentukan kata. Jenis-jenis afiks di bedakan menurut posisinya dan sifat kata yang dibentuknya.
2.Jenis-
jenis afiks
A. Afiks menurut sifat kata yang dibentuknya
1. Afiks Inflektif adalah afiks yang digunakan dalam pembentukan kata-kata inflektif atau paradigma infleksional . misalnya, sufiks –s pada kata books sebagai penanda jamak, atau sufiks –ed pada kata looked sebagai penanda kala lampau dalam bahasa Inggris. Atau bias dikatakan dalam proses pembentukan kata tetap mempertahankan identitasnya.
contoh : 1). Bawa (verba) → membawa (verba)
dibawa (verba)
terbawa (verba)
A. Afiks menurut sifat kata yang dibentuknya
1. Afiks Inflektif adalah afiks yang digunakan dalam pembentukan kata-kata inflektif atau paradigma infleksional . misalnya, sufiks –s pada kata books sebagai penanda jamak, atau sufiks –ed pada kata looked sebagai penanda kala lampau dalam bahasa Inggris. Atau bias dikatakan dalam proses pembentukan kata tetap mempertahankan identitasnya.
contoh : 1). Bawa (verba) → membawa (verba)
dibawa (verba)
terbawa (verba)
2.
Afiks Derivatif adalah afiks yang dalam proses pembentukan kata melampaui
identitas kata atau afiks yang dalam proses pembentukan kata, menghasilkan kata
baru
contoh : 1). Bawa (verba) → bawaan (nomina)
pembawaan (nomina)
contoh : 1). Bawa (verba) → bawaan (nomina)
pembawaan (nomina)
Contoh
dalam bahasa Indonesia
dari leksem SELESAI dapat dibentuk leksem baru SELESAIKAN dengan membubuhkan afiks derivasional –kan. Dari leksem SELESAIKAN dapat dibentuk kata-kata menyelesaikan, diselesaikan, kuselesaikan dan kauselesaikan, dengan membubuhkan afiks-afiks inflektif meng-, di-, ku-, kau- (kalau ku- dan kau- kita anggap sebagai afiks).
dari leksem SELESAI dapat dibentuk leksem baru SELESAIKAN dengan membubuhkan afiks derivasional –kan. Dari leksem SELESAIKAN dapat dibentuk kata-kata menyelesaikan, diselesaikan, kuselesaikan dan kauselesaikan, dengan membubuhkan afiks-afiks inflektif meng-, di-, ku-, kau- (kalau ku- dan kau- kita anggap sebagai afiks).
Leksem selesai dapat
pula dibentuk menjadi leksem baru PENYELESAIAN dengan membubuhkan konfiks
derivasional peng-an. Dari leksem
baru PENYELESAIAN dapat dibentuk kata penyelesaiannya
dengan membubuhkan inflektif –nya.
Hubungan antara
bentuk-bentuk tersebut dapat dilihat dalam bagan paradigm sebagai berikut:
PARADIGMA 1
|
PARADIGMA 1
|
PARADIGMA 1
|
1).SELESAI
- - - - (selesainya) |
SELESAIKAN
menyelesaikan diselesaikan kuselesaikan kauselesaikan - |
PENYELESAIAN
- - - - Penyelesaiannya |
2).TUTUP
menutup ditutup kututup kaututup |
TUTUPI
menutupi ditutupi kututupi kaututupi |
TUTUPKAN
menutupkan ditutupkan kututupkan kaututupkan |
3).TINNGI
meninggi - - - |
PERTINGGI
mempertinggi dipertinggi kupertinggi kaupertinggi |
TINGGIKAN
meninggikan ditinggikan kutinggikan kautinggikan |
Dalam contoh 1) diatas,
afiks –kan dan peng-an adalah pembentuk kata-kata baru dalam paradigm yang
berbeda, sedangkan meng-, di-, ku-,
dank au- adalah afiks-afiks pembentuk
kata-kata baru dalam paradigm yang sama. Demikian pula –I , dan –kan pada contoh
2) serta per- dan –kan pada contoh 3) merupakan
afiks-afiks pembentuk kata yang berbeda dalam paradigma yang berlainan,
sedangkan afiks-afiks meng-, di-, ku-,
dank au- adalah afiks-afiks pembentuk kata dalam paradigm yang sama. Dengan
kata lain, afiks-afiks –kan dan peng-kan pada contoh 1), -I, dan –kan pada contoh
2), serta per- dan –kan pada contoh 3) adalah afiks-afiks
derivasional karena afiks-afiks tersebut membentuk kata-kata yang berbeda
bentuknay dalam paradigm yang berbeda; sedangkan afiks-afiks men-, di-, ku- dan, kau- baik pada
contoh 1) maupun pada contoh 2) dan 3) adalah afiks-afiks inflektif karena
masing-masing membentuk kata yang bentuknya dalam paradigm yang sama.
PERBEDAAN
AFIKS DERIVATIF DENGAN AFIKS INFLEKTIF
a. afiks derivatif membentuk kata yang yang sama jenisnya dengan kata tunggal, sedangkan afiks inflektif tidak (terutama dalam bahas inggris, mungkin dalam Bahasa Indonesia tidak).
b. afiks derivatif lebih beragam, sedangkan afiks inflektif kurang beragam
c. afiks-afiks derivatif dapat mengubah jenis kata, sedangkan afiks-afiks inflektif tidak
a. afiks derivatif membentuk kata yang yang sama jenisnya dengan kata tunggal, sedangkan afiks inflektif tidak (terutama dalam bahas inggris, mungkin dalam Bahasa Indonesia tidak).
b. afiks derivatif lebih beragam, sedangkan afiks inflektif kurang beragam
c. afiks-afiks derivatif dapat mengubah jenis kata, sedangkan afiks-afiks inflektif tidak
B.
Afiks menurut posisinya
Dilihat dari posisinya dapat dibedakan atas :
1. Prefiks adalah afiks yang diimbuhkan di muka bentuk dasar, seperti me- pada kata menghibur. Prefiks dapat muncul bersama sufiks –kan pada kata berdasarkan, prefix me- pada kata mengiringkan, prefiks ber- dengan infiks –em- dan sufiks –an pada kata bergemetaran.
2. Infiks adalah afiks yang diimbuhkan di tengah bentuk dasar, misalnya infiks el- pada kata telunjuk, dan –er- pada kata seruling
3. Sufiks adalah afiks yang diimbuhkan pada posisi akhir bentuk dasar, missal sufiks –an pada kata bagian, dan sufiks –kan pada kata bagikan. Seperti halnya prefiks, sufiks juga muncul bersama afiks-afiks lain.
4. Konfiks adalah afiks yang berupa morfem terbagi, yang bagian pertama berposisi pada awal bentuk dasar, dan bagian yang kedua berposisi pada akhir bentuk dasar. Karena konfiks ini merupakan morfem terbagi, maka kedua bagian dari afiks itu dianggap sebagai satu kesatuan, dan pengimbuhannya dilakukan sekaligus, tidak ada yang lebih dulu dan tidak ada yang lebih kemudian, missal konfiks per-an pada kata peraturan, konfiks ke-/-an pada kata keadaan
5. Interfiks adalah sejenis infiks atau elemen penyambung yang muncul dalam proses penggabungan dua buah unsure. Interfiks banyak kita jumpai dalam bahasa-bahasa indo german. Perhatikan contoh berikut :
Unsur 1 Unsur 2 Gabungan Makna
Tag Reise Tag.e.reise day’s journey
Jahr Zeit Jahr.es.zeit year time
Stern Banner Stern.en.brief stars end stripes
Liebe Brief Liebe.s.briefl ove letter
6. Transfiks adalah afiks yang berwujud vocal-vokal yang diimbuhkan pada keseluruhan dasar. Transfiks ini kita dapati dalam bahasa-bahasa semit (Arab dan Ibrani). Dalam bahasa ini biasanya berupa konsona-konsonan, biasanya tiga konsonan, seperti k-t-b ‘tulis’ dan d-r-s ‘belajar’. Maka transfiks itu diimbuhkan ke dalam konsonan-konsonan itu. Sebagai contoh perhatikan data berikut :
katab ‘dia laki-laki menulis’
jiktib ‘dia laki-laki akan menulis’
maktu:b ‘sudah menulis’
maktaba ‘toko buku’
Dilihat dari posisinya dapat dibedakan atas :
1. Prefiks adalah afiks yang diimbuhkan di muka bentuk dasar, seperti me- pada kata menghibur. Prefiks dapat muncul bersama sufiks –kan pada kata berdasarkan, prefix me- pada kata mengiringkan, prefiks ber- dengan infiks –em- dan sufiks –an pada kata bergemetaran.
2. Infiks adalah afiks yang diimbuhkan di tengah bentuk dasar, misalnya infiks el- pada kata telunjuk, dan –er- pada kata seruling
3. Sufiks adalah afiks yang diimbuhkan pada posisi akhir bentuk dasar, missal sufiks –an pada kata bagian, dan sufiks –kan pada kata bagikan. Seperti halnya prefiks, sufiks juga muncul bersama afiks-afiks lain.
4. Konfiks adalah afiks yang berupa morfem terbagi, yang bagian pertama berposisi pada awal bentuk dasar, dan bagian yang kedua berposisi pada akhir bentuk dasar. Karena konfiks ini merupakan morfem terbagi, maka kedua bagian dari afiks itu dianggap sebagai satu kesatuan, dan pengimbuhannya dilakukan sekaligus, tidak ada yang lebih dulu dan tidak ada yang lebih kemudian, missal konfiks per-an pada kata peraturan, konfiks ke-/-an pada kata keadaan
5. Interfiks adalah sejenis infiks atau elemen penyambung yang muncul dalam proses penggabungan dua buah unsure. Interfiks banyak kita jumpai dalam bahasa-bahasa indo german. Perhatikan contoh berikut :
Unsur 1 Unsur 2 Gabungan Makna
Tag Reise Tag.e.reise day’s journey
Jahr Zeit Jahr.es.zeit year time
Stern Banner Stern.en.brief stars end stripes
Liebe Brief Liebe.s.briefl ove letter
6. Transfiks adalah afiks yang berwujud vocal-vokal yang diimbuhkan pada keseluruhan dasar. Transfiks ini kita dapati dalam bahasa-bahasa semit (Arab dan Ibrani). Dalam bahasa ini biasanya berupa konsona-konsonan, biasanya tiga konsonan, seperti k-t-b ‘tulis’ dan d-r-s ‘belajar’. Maka transfiks itu diimbuhkan ke dalam konsonan-konsonan itu. Sebagai contoh perhatikan data berikut :
katab ‘dia laki-laki menulis’
jiktib ‘dia laki-laki akan menulis’
maktu:b ‘sudah menulis’
maktaba ‘toko buku’
C.
Fungsi Afiks
Sebuah
afiks dikatakan berfungsi gramatikal kalau bentuk dasarnya berbeda dengan jenis
bentukan yang baru. Misalnya kata makan berbeda dengan jenisnya makanan
tergolong jenis kata benda. Perubahan jenis kata kerja menjadi kata benda
merupakan salah satu fungsi gramatikal afiks –an atau dengan kata lain, salah
satu fungsi afiks –an adalah bentuk kata benda.
Fungsi semantik adalah fungsi yang berhubungan dengan makna kata. Makna kata sepeda berbeda dengan makna kata bersepeda. Kata bersepeda bermakna atau mempunyai sepeda. Jadi, fungsi semantik yang dikandung afiks ber- antara lain mempunyai atau menggunakan.
Fungsi afiks membentuk kata inflektif dan derivatif. Inflektif yaitu semua perubahan afiks yang mempertahankan identitas kata. Hal ini terdapat dalam kata membaca yang dibentuk dari prefiks mem- dan baca (verba) dalam proses ini tidak terjadi perubahan kelas kata (masih verba). Derivatif yaitu semua perubahan yang melampaui semua perubahan identitas atau dengan kata lain setiap perubahan yang terjadi maka akan berpindah kelas kata (berderivasi). Hal ini terlihat pada bentukan kata pekerjaan yang dibentuk dari morfem pe-an dengan kata dasar kerja. Verba dasar kerja berubah menjadi kelas kata nomina pekerjaan .
Fungsi semantik adalah fungsi yang berhubungan dengan makna kata. Makna kata sepeda berbeda dengan makna kata bersepeda. Kata bersepeda bermakna atau mempunyai sepeda. Jadi, fungsi semantik yang dikandung afiks ber- antara lain mempunyai atau menggunakan.
Fungsi afiks membentuk kata inflektif dan derivatif. Inflektif yaitu semua perubahan afiks yang mempertahankan identitas kata. Hal ini terdapat dalam kata membaca yang dibentuk dari prefiks mem- dan baca (verba) dalam proses ini tidak terjadi perubahan kelas kata (masih verba). Derivatif yaitu semua perubahan yang melampaui semua perubahan identitas atau dengan kata lain setiap perubahan yang terjadi maka akan berpindah kelas kata (berderivasi). Hal ini terlihat pada bentukan kata pekerjaan yang dibentuk dari morfem pe-an dengan kata dasar kerja. Verba dasar kerja berubah menjadi kelas kata nomina pekerjaan .
DAFTAR RUJUKAN
Chaer,Abdul.2007.Linguistik
Umum.Jakarta: Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar